Tunggalan Pilihan: Maret 2021
07 April
Sampul oleh Ikrar Waskitarana |
Baik hanya dimaksudkan sebagai sebuah lagu lepas maupun sebagai materi pendukung dari sebuah koleksi rekaman, mungkin saja terdapat begitu banyak tunggalan (single) yang dirilis dalam rentang waktu satu bulan. Oleh karena itu, melalui senarai ini redaksi suaka suara berusaha menyuguhkan beberapa tunggalan yang kami sukai sebagai bentuk rekomendasi.
Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang Maret 2021 pilihan redaksi suaka suara.
1. cellosux — "Guitar Hero Type Beat"
Tentu, mempersembahkan sebuah karya yang dapat menyenangkan orang lain merupakan salah satu keinginan dari sang pembuat. Namun, jika dalam proses kreasinya diri sendiri justru tidak merasa bahagia, lantas apa gunanya? Tersadar akan hal ini, penyanyi/penulis lagu asal Jakarta ini kemudian memprioritaskan kepuasan dirinya sendiri kala menulis tunggalan teranyarnya ini. Hasilnya, pria bernama asli Marcello Laksono justru berhasil menularkan energi positif kepunyaannya tanpa perlu neko-neko.— Adrian Surya
2. Squirrel Flower — "Hurt A Fly"
Apakah seseorang yang bahkan mengaku tak akan menyakiti seekor lalat sudah pasti merupakan pribadi yang tak berbahaya? Mungkin iya, mungkin juga belum tentu. Apalagi jika orang tersebut merupakan satu yang manipulatif dan beracun, selayaknya yang dijelma oleh penyanyi-penulis lagu asal Massachusetts berikut dalam tunggalan pengawalnya bagi sang album penuh kedua.— Adrian Surya
3. Buaya Kota — "Harta, Tahta, Kuota"
Meskipun berhasil berkenalan secara komikal melalui sketsa audio singkat berjudul "Buaya Bebas Biaya", sang Buaya Kota rupanya tak selalu hadir sebagai atraksi utama. Tunggalan teranyar dari hasil jabat tangan SC (Randy Satya Cahya) dan LNDG (Nissal Nurafryansah) ini menampakkan hal tersebut. Alih-alih ditampilkan secara penuh, sosok sang Buaya dilengserkan oleh potret pencarian asmara khas remaja kiwari secara umum yang minim kohesi—atau hanya dipaparkan secara kurang cerdik tanpa memperhitungkan kepadupadanan.— Adrian Surya
4. Pyra, Ramengvrl, YAYOI DAIMON — "yellow fever"
Muak dan jijik terhadap beragam hasrat seksual tak wajar yang disasarkan kepada wanita Asia—beserta beredarnya segala stereotip palsu yang bersinggungan dengannya—penyanyi/produser asal Thailand ini akhirnya memilih untuk memuntahkan seluruh ketidaknyamanan yang harus ia tanggung dalam tunggalan anyarnya. Mempertebal lebih jauh sumpah serapah yang disampaikan secara jenaka, musisi yang melabeli gaya musiknya sebagai "dystopian pop" ini turut menghadirkan sudut pandang Ramengvrl dan YAYOI DAIMON terhadap permasalahan yang sama.— Adrian Surya
5. Brockhampton, Danny Brown — "Buzzcut"
Siapa sih yang tak rindu kepada grup laki-laki yang mengklaim diri mereka sebagai satu yang terbaik selepas era One Direction tamat ini? Kini, saat satu tahun lebih telah berlalu semenjak dirilisnya Ginger, gerombolan asal Amerika ini kembali menampakkan diri melalui sebuah tunggalan yang videonya—jika Anda merupakan seorang penggemar lama—kelewat khas Kevin Abstract, sang pendiri. Kembali menampakkan corak mereka, "Buzzcut" lagi-lagi berhasil menjadi suguhan hip-hop gado-gado yang sukses mengenyangkan ego—paling tidak beberapa dari—personelnya yang berjibun itu.Mengobati kerinduan? Tentu saja. Eh, sebentar, kabarnya mereka juga akan melepas album anyar 9 April mendatang? Yang benar saja?
— Bambang Irawan
6. Sorry — "Cigarette Packet"/"Separate"
Meninggalkan produksi musik khas kugiran pada album penuh perdana mereka, rombongan yang dikemudikan oleh Asha Lorenz dan Louis O'Bryen ini kini banting setir dan beralih menghasilkan produksi yang kentara nonorganik. Tunggalan ganda ini sebenarnya memuat jenis yang berbeda—"Cigarette Packet" dapat digolongkan sebagai tembang cold wave elektronik, sedangkan "Separate" dapat dimasukkan ke dalam kluster glitch-hop—tetapi, ah, apa gunanya membahas gaya musik dari orkes asal tabrak semacam mereka?— Adrian Surya
7. Rula Savira — "dance away the pain"
Siapa sih yang mengkultuskan musik bergaya pop sebagai satu yang harus selalu dipresentasikan dalam tatanan yang rapi? Tak seorang pun, bukan? Kalaupun ada, solois asal Jakarta ini rasanya tak terlalu peduli. Bermaksud menyampaikan keluh kesahnya menyintasi hidup dan segala morat-maritnya, Rula Savira secara cuek bernyanyi sembrono di atas suara instrumen yang terkadang terdengar berkejar-kejaran dan justru sukses menerapkan kaidah punk.— Adrian Surya
cellosux — "Guitar Hero Type Beat"; Squirrel Flower — "Hurt A Fly"; Buaya Kota — "Harta, Tahta, Kuota"; Pyra, Ramengvrl, YAYOI DAIMON — "yellow fever"; Brockhampton, Danny Brown — "Buzzcut"; Sorry — "Cigarette Packet"/"Separate"; Rula Savira — "dance away the pain"
0 comments