Tunggalan Pilihan: Desember 2020
09 Januari
Sampul oleh Ikrar Waskitarana |
Baik hanya dimaksudkan sebagai sebuah lagu lepas maupun sebagai materi pendukung dari sebuah koleksi rekaman, mungkin saja terdapat begitu banyak tunggalan (single) yang dirilis dalam rentang waktu satu bulan. Oleh karena itu, melalui senarai ini redaksi suaka suara berusaha menyuguhkan beberapa tunggalan yang kami sukai sebagai bentuk rekomendasi.
Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang Desember 2020 pilihan redaksi suaka suara.
1. TISA — “Wait and See”
Menjadi pertanda keseriusannya untuk menggeluti salah satu hobinya secara lebih jauh, wanita yang kerap membawakan ulang beberapa lagu populer ini akhirnya mantap melepas sebuah tunggalan debut tepat di hari ulang tahunnya yang ke-22 lalu. “Wait and See”, nomor yang menyoroti perihal pengalamannya menyikapi memori dari sebuah hubungan asmara yang telah berakhir, menjadi ajang perkenalan bagi gaya lirik yang akan ia usung.2. Mac Dalen — “Haven”
Selepas menghabiskan waktu tampil berkawankan rekan sejawat kolektif HILLS.—”I Survived Christmas” bersama Kanina serta “I’m Happy as Fuck 2” bersama Cosmicburp—Pitra Prabowo kini memilih untuk menampakkan dirinya secara perseorangan dalam tunggalan solo perdananya. Melalui “Haven”, tak lagi hanya menjadi sajian pendamping, suara tenor milik pria yang tengah menjajal kursi penyiar milik salah satu stasiun radio di Semarang ini dapat dinikmati secara lebih seksama.3. Cayenne — “Sugar Rush”
Kelar mengawali debutnya sebagai Cayenne pada Oktober lalu melalui “Drivin’ Away”, pendendang Sobs ini secara cekatan menyusulkan tunggalan berikutnya hanya dalam selang waktu dua bulan. Semakin mantap mengukuhkan personanya sebagai pengusung hyperpop, dengan tetap berkawankan Jared Lim, Celine Autumn berhasil menyuguhkan produksi elektronik yang dipacu jauh lebih nekat dalam “Sugar Rush”.4. Julia Jacklin — “baby jesus is nobody’s baby now”
Meskipun beberapa orang akhirnya justru dapat kembali mendekatkan diri kepada kerabat terkasih, pandemi yang tengah terjadi, di sisi lain, justru memaksa beberapa yang lain menahan keinginan mereka untuk kembali bersua. Berbekal kepayahan yang ia rasakan selepas terasing di Perth—”to Perth, before the border closes”, biduanita asal Australia ini membayangkan suasana Natal yang mungkin tak lagi sama dalam tunggalan teranyarnya.5. denisa — “You Are Not My Savior”
Beranjak dari muramnya Crowning, pula fase hidup sebelumnya, denisa kini menanggalkan seluruh tabirnya dalam bermusik—lirik rumit yang menyamarkan maksud lagu, pula sonik kompleks yang tak terlalu ramah telinga—dan menampakkan citra baru sebagai pribadi yang lebih akrab. Penyebabnya? Patah hati dan dialihkannya peran produser milik Dias Widjajanto kepada personel Glaskaca yang lainnya, yakni Rayhan Noor.6. Skandal — “Percuma”
Pernahkah Anda mendapati persuaan tak sengaja dengan seorang teman lama justru berakhir kikuk? Segala topik yang dulu dapat saling diperbincangkan dengan seru pun lantas tak lagi dapat saling dipahami, seakan-akan kedua manusia yang dulu pernah akrab ini telah sempat terlahir kembali sebagai pribadi baru di dua buah dunia yang berbeda. Mengalami peristiwa yang serupa, sang kelompok asal Yogyakarta tergerak untuk menangkapnya sebagai potret dalam tunggalan anyar khas rock 90-an ini.7. Nakatomi Plaza — “Let the Midnight Come”
Sempatkah terlintas, walaupun hanya sekelebat, di benak Anda bahwa akan tiba saatnya bagi Bin Idris untuk mencicipi gaya musik post-punk di tengah-tengah perjalanannya bermain-main dengan musik? Yah, hal tersebut memang belum terwujud, tetapi Marcel Thee setidaknya telah berhasil mendorong Haikal Azizi menjajal gaya musik tersebut untuk pertama kali. Sambutlah Nakatomi Plaza!8. ORD — “Kiri”
Menyajikan paduan punk dan noise sebagai suguhan utama, Omen (bas/vokal), Restu (gitar/vokal), dan Doyok (drum) melepas sebuah tunggalan anyar. Sesuai judul yang disematkan, nomor pemanasan bagi album penuh mendatang ini mengolok-olok ketakutan berlebihan terhadap paham sosialis/komunis yang telah sukses ditebarkan hingga akhirnya mengakar di benak masyarakat, melalui tata suara gaduh yang bertaburkan pekikan riuh.9. Ankara — “Still Smells Like You”
Melangkah lebih jauh dari formula paduan pop-punk dan rock indie yang diusung pada era Bipolar Mind, kuartet asal Jakarta ini akhirnya memutuskan untuk menerapkan lapisan sonik khas shoegaze pada sajian mereka yang terkini. Hasilnya, walaupun mereka terdengar masih belum leluasa memainkannya, Ankara dapat menawarkan sebuah kidung cinta berlirik pop—bahkan mungkin kelewat pop—dengan kemasan yang lebih menarik.10. julie — “starjump”/”kit”
Menyusul “flutter”, tunggalan perdana mereka yang dirilis Maret 2020 lalu, trio misterius asal Los Angeles ini melepas tunggalan ganda yang masing-masing berjudul “starjump” dan “kit”. Meskipun secara sekilas menyuguhkan pendekatan yang berbeda, kedua nomor tersebut tetap mengacu pada pakem gaya musik yang ingin diusung oleh julie, yakni grunge kasar yang ditabrakkan dengan shoegaze yang abrasif.11. Aillis — “Throatless”
Melalui “As Near As Veins”, kuartet screamo asal Bandung ini pertama kali muncul sembari membawa musik bergaya emo midwest sebagai suguhan utama mereka. Selama empat tahun setelahnya, Akhyar (vokal), Fikri (gitar), Yudha (bas), dan Harish (drum) rupanya secara perlahan memperkenalkan skramz sebagai sebuah identitas baru. Bermula semenjak “Suarakala”, “Throatless”, yang sayangnya harus ternoda oleh produksi yang kurang mumpuni serta lirik berbahasa Inggris yang kurang tertata, kini melanggengkan formula anyar tersebut.TISA — “Wait and See”; Mac Dalen — “Haven”; Cayenne — “Sugar Rush”; Julia Jacklin — “baby jesus is nobody’s baby now”; denisa — “You Are Not My Savior”; Skandal — “Percuma”; Nakatomi Plaza — “Let the Midnight Come”; ORD — “Kiri”; Ankara — “Still Smells Like You”; julie — “starjump”/”kit”; Aillis — “Throatless”
0 comments