Sayembara 4: Kisah bersama Bayangan
Mendapatkan kabar bahwa Semarang akan menjadi salah satu kota yng disinggahi oleh Hindia dalam rangkaian Tur Bayangannya, seketika itu pula kami mulai berharap untuk kembali dapat menggelar helatan berian yang kami sebut dengan Sayembara. Pada saat itu juga, gambaran umum pelaksanaan dari edisi keempat helatan ini mulai kami bahas hingga akhirnya disepakati bersama. Naas, sebuah kendala pada akhirnya menaklukan rencana-rencana besar yang telah dirancang tersebut. Namun walaupun begitu, pada saat akhirnya dilangsungkan secara mandiri, respon yang diberikan terhadap Sayembara bersubjudul Kisah bersama Bayangan ini tetap dapat memukau kami.
Oleh karena itu, pada akhirnya kami memilih Ayya dan Alex sebagai pemenang dari Sayembara kali ini. Ayya kami pilih karena melalui suratnya ia berhasil menuturkan sebuah kisah dengan tulus sehingga terasa menyentuh dan membuat kami turut tenggelam ke dalamnya, sedangkan Alex kami pilih karena melalui suratnya ia berhasil menuturkan sebuah kisah dalam susunan yang baik dan dengan diksi yang tak kalah cerdas.
Akhir kata, kami menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang dan menanti mereka hadir bersama dalam Tur Bayangan – Semarang. Selain itu, tentunya, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah bersedia membagi kisah mereka sebagai entri dalam Sayembara keempat ini. Sebagai rasa terima kasih, selain dua buah surat pemenang yang dapat langsung terlihat, kami turut memuat kedua puluh surat lain dalam kolom kali ini. Kedua puluh surat tersebut dapat ditampilkan melalui tombol bertuliskan Tampilkan Semua Surat.
Berikut adalah surat-surat yang masuk. Beberapa nama kami samarkan sebab memiliki muatan yang cukup sensitif.
Di usia saya yang sudah tidak menginjak remaja lagi, tentunya banyak dari teman-teman sekolah atau teman-teman seusia saya yang mungkin sudah mencapai targetnya entah dalam hal pendidikan maupun karier atau berkeluarga. Satu persatu dari mereka menyelesaikan studinya, atau bahkan mendapatkan pasangan hidupnya. Terkadang saya bercermin dan bertanya-tanya “Kamu kapan? Kok masih gini-gini aja?”
Waktu kecil, saya ingin menjadi dokter, tapi lihat darah aja saya pusing.
Saya pernah bercita-cita menjadi seorang arsitek, tapi malah masuk SMK Perkantoran dan sadar diri juga saya gak terlalu jago gambar.
Pernah ngeband dan menjadi vocalist, bandmate-nya yang kendor. Mungkin juga karena suara saya pas-pasan jadi ya mereka males, walaupun sebenernya masih bisa dilatih.
Sekarang saya bercita-cita untuk punya usaha sendiri, pengen jadi juragan kost-kostan. Tapi, “nabung modal dari mana?”
Setelah lulus saya juga belum bisa kuliah, sampai sekarang karena kendala biaya.
Sekarang, saya menjadi seorang guru TK yang terbilang TK itu kecil karena baru didirikan, tanpa ijazah S1 keguruan, hanya bermodalkan kenal orang dalem. Tapi disini saya merasa “kurang”, karena sebetulnya kemampuan saya yang pas-pasan itu jadi tidak terasah dan mungkin juga memang “jiwanya” bukan di dunia pendidikan. Kadang juga kepikiran “Aku kalau bukan karena anak temennya bos, gak bakal bisa ngajar di sini kali ya? Sama sekali ijazah gak dipakai, punya skill surat menyurat; komputer; dan skill- skill administratif lainnya juga gak dipakai di sini, lingkup pekerjaan juga sempit dan aku belum juga kuliah. Mau berkembang dari mana? Mau nabung gimana kalo gaji aja ga nyampe UMR dan harus bayar cicilan motor?”
Berkali-kali saya mencoba melamar pekerjaan kantoran supaya setidaknya ijazah saya terpakai. Tetapi ternyata betapa sulitnya mencari pekerjaan kantoran menggunakan ijazah SMK.
Berkali-kali ingin keluar dari pekerjaan saya untuk fokus cari beasiswa kuliah, tapi masih kepikiran “cicilan siapa yang bayar?”. Semua berjalan di luar keinginan dan rencana saya.
Saya kembali melihat teman-teman saya.
Mereka semua kuliah, kerja di kantor, gaji UMR, bisa nabung, bisa bantu orang tua, bahkan ada yang berhasil menjalankan bisnis kecil-kecilan menjadi reseller dan semacamnya. Tapi saya kapan? Teman-teman saya sudah ada yang menyandang D3 dan beberapa sudah memasuki semester tua. Tapi saya belum memulai apa-apa.
Tidak jarang keluarga besar menanyakan “kapan mau kuliah? Apa gak mau cari kerjaan lain kayak di kantor-kantor?” Pertanyaan-pertanyaan yang menjadikan saya merasa bahwa saya kok belum memulai apa-apa? Apa usaha saya yang kurang maksimal?
Karena itu, lagu “Besok Mungkin Kita Sampai” adalah lagu yang sangat mengena bagi saya bahkah sejak pertama saya mendengarkan lagu itu.
Saya pernah hampir menyerah “yaudah lah, kerja disini aja sampai tua.”, tapi setelah saya mendengarkan lagu “Besok Mungkin Kita Sampai” saya merasa harus memperjuangkan semuanya dan merasa bahwa berjalan tidak sesuai dengan rencana itu ternyata hal yang umum dirasakan oleh tiap-tiap orang, barangkali besok saya dapat pekerjaan baru atau bahkan saya dapat beasiswa untuk kuliah.
Dan sekarang, teman-teman yang sudah mencapai tujuannya adalah menjadi motivasi bagi saya untuk mencapai tujuan saya juga. Tidak perlu merasa terlambat dan kalah karena hidup bukan untuk saling mendahului.
Tak ada yang tahu, kapan kau mencapai tuju.
Dan percayalah bukan urusanmu untuk menjawab itu.
Katakan pada dirimu :
“Besok mungkin kita sampai, besok mungkin tercapai”
Penggalan lirik itu yang sampai sekarang selalu memotivasi saya untuk mengejar tujuan saya.
Dear : Baskara putra (Hindia)
SECUKUPNYA
Aku dilahirkan dari keluarga yg memaksa aku buat dewasa dluan ya karna apa di waktu aku kelas 3 SD tepatnya saat aku butuh butuhnya kasih sayang kedua orang tua malah mereka pisahan dan akhirnya mereka memutuskan untuk cerai beneran saat ini yg aku alama ya Broken home itupun di tandai ayah jarang pulang rumah dan saat aku bertanya sama ibu jawabannya “buat apa nyariin ayahmu toh ayahmu gakpeduli sama kamu “ di pada saat umur segitu mah manut aja namanya juga belum ndolor akhirnya berbulan bulan aku memberanikan diri tanya sama nenek dan nenek cerita pelan dengan isak tangis dan dia bercerita semuanyaaa dan akhirnya aku tau semuanya diumur aku yg begituuu masih kecil dan pada saat itu juga aku udh jadi anak yang pemikir tiap malem nangisin keaadaan ayah nangisin keadaan keluarga dalam hati masi bertanya tanya “kenapa harus aku yg tanggung ini semua” “kenapa harus terjadi di orang tuaku”
3 bulan sudah percerain orang tua membuat aku mulai gak betah dirumah, ngelamun, jarang keluar kelas, bener bener frustasi bgt dan hampir gantung diri dan akhirnya pulang sekolah bener bener gakpulang dan di cariin hampir seminggu gak pulang rumah dan gak sekolah temen temen sekolahan gaada yg tau aku dimana yg tau aku dan nenekku karna pas perceraian itu aku butuh nenangin diri dirumah nenek dan memutuskan ikut nenek, lama kelamaan aku bertemu dgn tetangga dan dia tahu dan akhirnya aku dicari ayahku bahkan dipukul sampe lebam dan akupun cuma bisa nangis di tempat dan pas pulang rumah ayahku nenangin aku dan dia bercerita semuanya ternyata ibuku menikah lgi dan aku pun jg gatau dan akhirnya akupun mengerti. Pada saat aku sudah mulai menginjak 1 SMP aku lebih sering dianter kesekolah sama ayah justru ayahku yg lebih mengerti aku dan adikku biayain aku walaupun enggak serumah pas aku kelas 1 SMP aku bener bener jadi anak yg mulai kurang ajar sering keluar maen gak pamit, pulang jam 11 kadang aku gak pulang aku mulai mikir ah taik “kenapa gak sekalian ancurin hidup aku aja yaa minum bebas ,ngerokok bla bla bla” itupun sudah hampir berjalan 3 tahun dan alhamdulillah aku bisa ngontrol yg namanya gak minum gak candu obat gak ngerokok berlanjut ke kelas 1 SMK biaya hidupku masih di tanggung ayahku dengan tambahan spp dan uang gedung yg tinggi karna aku masuk di sekolahan swasta pertengahan semester mulai di panggil di guru BK buat ngurus administrasi dan akhirnya aku pulang bilang ke ayah kurangan admin harus dilunasi pas tes semesteran besok dan jawabannya enak bgt “ayah gaada uang km gausa sekolah ya “ dalam hati tai anjing gaksekolah mau jadi apa bgst bgt hidup aku aku udh beneran putus asa dan aku besoknya gak berani sekolah malu sama temen dan akhirnya aku gak ngajak ngomong ayahku hampir setahun dan itupun aku bener bener cari kerjaan sendiri berjuang sendiri nah mulai dari sini aku berjuang buat diri sendiri dan adek aku gmn caranya biar adek aku bisa sekolah bahkan sampe kuliah akhirnya aku bisa nuntasin sekolah adek walaupun gak kuliah dan aku memutuskan buat sekolah kerjar paket C alhamdulillah lulus dan akhirnya tahun kemaren memberanikan diri buat nyari fakultas yg bisa di sambi sama kerja walaupun gaji dikit dan alhamdulillah bisa terwujud apa yg ku mau tanpa campur tangan bantuan ayah ibu dan di umur yg sekarang ternyata berat bgt hidup yg aku jalanin :’) but i believe sabar adalah hadiah terindah yg bakal diberikan Tuhan untuk orang terpilihNya. Sekarang tinggal mikir gimana caranya menjadi manusia yg hebat. Walaupun aku pernah gagal dalam belajar sekarang saatnya bangkit dan bersedihlah secukupnya
Dari sekian lagu menari dengan bayangan,menurut aku yg paling pas bgt di pengalaman hidup aku itu lagu “APAPUN YANG TERJADI”
Karena di setiap bait lagu itu aku di ingetin buat iklas sama apa yang udah terjadi di masa lalu,entah itu tentang keluarga yang berantakan,tentang temen yang ninggal saat susah,tentang mantan yang gajelas minta nya apa,intinya yang buat sakit hati banget pada saat itu.
Dan di saat lagu ini muncul first time dengerin itu kaya udh kena bgt ke diri aku buat “MENGIKLASKAN APA AJA YANG UDAH TERJADI”
Jadi buat temen” semua pesenku cuma 1,
Iklas in apa aja hal yang udah terjadi di masa lalu,sesakit apapun itu harus tetap di ikhlaskan.
Yakin aja,pasti ada jalan terbaik buat kita.
Jadi,kalau semisalnya masih sakit..
Mungkin karena belum kamu iyakan,belum kamu maafkan,dan belum kamu ikhlaskan apa pun yang terjadi..berat??iyaa,kita semuapun juga tau.
Tapi kalau kita tidak di coba jalani,sampai kapanpun rasa sakit itu akan terus tetap ada,akan terus menghantui dan membebani.
Jadi,kita jangan terus mengeluh karena rasa sakit itu.
Karena aku sendiri pun sekarang sudah tau apa yang harus aku lalukan.
Dan bersyukur karena semua itu pernah terjadi.
Sedikit cerita mengenai kisah hidup saya dengan lagu-lagu dialbum Menari Dengan Bayangan khususnya lagu berjudul "Apapun yang Terjadi" yang pertama kali saya dengarkan ketika saya sedang patah hati disaat putus bersama seorang laki-laki. Lagu ini sangat relate dengan apa yang saya alami pada saat itu karena kebiasaan yang dahulu sering kami lakukan ialah saling membangunkan dipagi hari, sering berputar mengelilingi kota dengan rute yang sama tanpa pernah bosan karena kita bersama, sering bingung ingin makan apa yang akhirnya tidak jauh-jauh berujung ke McD??? hahaha kemudian pada lirik "sering berpisah di akhir pekan" mengingatkan bahwa kita sering lupa memprioritaskan satu sama lain dan bahkan seringkali menghabiskan akhir pekan bersama teman-teman. Sebuah kesalahan.
Kemudian saat ini membandingkan kebiasaan yang sekarang saya lakukan dibandingkan dahulu ketika ada dia sungguh berbeda. dulu yang sering antar-jemput tapi sekarang pulang sendiri hahahah harus mulai terbiasa dengan apa yang terjadi karena benar seperti yang tertulis di penggalan lirik "Di kehidupan kita singgah dan pergi", tetapi walaupun sekarang tak lagi bersama dan melepaskan banyak kebiasaan yang pernah dilakukan bersama tidak membuat saya harus serta merta melupakan tentang dia dan kisah kita. karena bagaimanapun kita pernah terjadi dan "dalam sejarah kita masih indah".
"Apapun yang Terjadi" merupakan lagu kesukaan saya di album Menari dengan Bayangan oleh Hindia karena melalui lagu ini saya dapat memaknai banyak hal mengenai perpisahan yang pernah saya alami dan kaitannya dengan kehidupan saya yang sekarang.
Lagu: Secukupnya
Kisah hidupku tidak menarik, tidak seperti orang-orang. Bahkan aku sedang berusaha untuk melupakan masa lalu. Hari-hari yang gelap bagiku. Walaupun menurut beberapa orang itu bukan apa-apa. Tapi tak apa, semakin hari cahaya semakin menyinari. Belum seluruhnya, karena tidak mudah untuk membuka diri pada seseorang. Namun setidaknya semakin dewasa aku sadar kalau aku tidak akan terus hidup dalam kegelapan. Aku tidak sendiri, begitu pula kalian semua diluar sana. Kita semua gagal, kita semua bersedih dan itu tidak apa-apa. Coba lagi di lain hari, bersedihlah secukupnya.
Hai, aku Dea. Usiaku 21 tahun dan tahun ini aku akan berusia 22 tahun. Aku seorang mahasiswi semester akhir disalah satu universitas di Semarang. Aku ingin bercerita sedikit tentang aku dan lagu membasuh milik Hindia atau Baskara Putra.
Beberapa buan lalu ketika aku Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Cirebon lagu membasuh dirilis di platform stream musik digital. Aku langsung cepat-cepat mendengarkan lagu itu dan entah megapa lagu itu mengingatkanku dengan wejangan ibu. Saat aku masih kecil ibu selalu bilang, “Nduk, jangan lupa selalu berbuat baik sama orang lain ya. Sebisa mungkin bantu orang lain ketika mereka perlu bantuan.” Dan kata-kata ibu itu selalu menjadi pedomanku dalam menjalani hidupku sampai sekarang.
Pernah beberapa kali aku berbuat baik dengan beberapa orang tapi mereka justru memperlakukanku dengan jahat. Pernah suatu malam sambil mendengarkan lagu aku pernah berpikir, “Pengen banget rasanya gapuya hati. Memperlakukan orang lain semena-mena. Pengen jadi orang jahat aja. Toh aku berbuat baik sama mereka, balasan mereka juga nyakitin banget ke aku.” Dan, secara tidak disengaja spotify-ku memutar lagu membasuh dan seketika itu pula aku langsung ingat dengan kata-kata ibuku.
Pernah suatu hari aku teringat sepenggal lirik lagu membasuh yang bagian, “Bisakah kita tetap memberi walau tak suci.” Dan entah kenapa aku secara impulsive mengirimkan pesan singkat kepada ibuku. Aku ingat sekali waktu itu aku merenung malam-malam di suatu kedai kopi tak jauh dari posko KKN ku. Aku bertanya pada ibuku, “Bu, misalkan aku seorang mantan gembong narkoba yang udah keluar dari penjara. Lalu setelah itu aku ingi sekali membantu orang-orang disekitarku jika mereka kesusahan, apakah boleh?.” Lalu ibu membalas pesanku “Tentu saja boleh. Nduk, kita semua ini pendosa. Ibu juga masih banyak dosa. Walaupun begitu, bukan jadi penghalang kita untuk terus berbuat baik kepada sesama makhluk hidup. Baik itu manusia, tumbuhan bahkan hewan.” Dan jawaban ibuku membuatku makin semangat untuk berbuat baik kepada orang-orang atau makhluk hidup disekitarku. Dan lagu membasuh aku gunakan sebagai alarm pengingatku jika aku ingin menyerah dan berhenti berbuat baik.
Hallo suaka suara
Salam kenal
Saya anggit indra Pratama biasa akrab dipnggl pe/p kyak awalan chat salam anak jaman sekarang aja yee kan ,
Oh ya Boleh dong boleh lah yakalik gak ,, mau ikutan sayembara dan berbagi cerita di salah satu album menari dalam bayangan - Hindia
Besok mungkin Kita Sampai
fase Quarter-Life Crisis diusia 20-30 tahun ya emang benar benar kerasa setelah lulus Smk selama 4 taun, (20thn) selalu diburu pertanyaan mau kerja atau kuliah? Kerja dmna ? Jadi apa nanti? Masuk ikatan dinas aja nggit, Kalau kuliah bapak engga bisa biayain , kerja dulu masih ada adek lho! , pendidikan juga penting lo pren jangan lupa kuliah pokoknya nanti!
Keraguaan kecemasan kebingungan sama diri sendiri terus menyelimuti.
Teman teman banyak ambil S1 , 4 sahabat dekat sudah bekerja di BUMN pdahal waktu tes kita berharap bisa ketrima semua , tapi "Tak ada yang tahu kapan kau mencapai tuju"
Akhirnya Bekerja tidak sesuai jurusan dengan kesejahteraan perusahaan yang tidak sehat , tidak berkembang dan tidak ada masa depan jenjang karir nanti akan bagaimana
Sedangkan aku anak pertama dari 2 bersaudara , adik cewek masih kelas 6 Sd bapak sudah semakin Tua .
Tahun 2020 tahun dmna nanti umurku genap 1/4 abad , ketika banyak teman angkatn yg sudah menikah
Menjadi dibrondong pertanyaan lagi ,
Kapan nikah ? udah waktune ! Buruan nyusul pe , buruan nikah biar lancar rejekinyaa .... calon aja belum ada woii
Gimana mau nikah sama siapa coba
Lagian aku belum selesai sama diriku sendiri
Iri wajar sih ya Mereka bahkan sudah nyaman, mapan dengan gelar ijazah S1 nya , pekerjaan , karir jabatannya , sedangkan kehidupan diriku sekarang masih begini begini saja masih berjuang untuk mencari pekerjaan yang sehat dan menabung untuk keluarga
kepala ini menjadi super berisik oleh kegelisahan tentang masa depan. Tuntutan dari luar yang nggak sinkron, desakan keadaan dan kebutuhan yang terus meningkat, perjalanan menemukan diri sendiri, bahkan situasi keuangan yang dirasa pas pasan atau bisa juga kurang
Sampai kapan kah? "Tak ada yang tahu"
Mendengarkan lagu dan memahami lirik dari "besok mungkin kita sampai" milik Hindia sedikit memberi aku nafas untuk menulis target target kecil terdekat diusiaku ini, mendapat ketenangan diri meskipun "Tak ada yang tahu Kapan aku mencapai tuju , Tak ada yang tahu
Selesainya peraduanku "
Let it flow aja deh dan Percaya Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuku diwaktu yang tepat aku percaya itu.
Setiap apapun yang terjadi Tuhan pasti tidak akan melampaui batas diriku ini...
Selalu bersyuku juga , Setidaknya aku tidak sendirian, diluar sana pasti banyak yg lebih berisik dalam kepalanya akan menghadapi fase krisis seperti ini , tenang dan harus bersabar
Karena
" Hidup bukan saling mendahului
Bermimpilah sendiri-sendiri..."
Makasih Bas udah menciptakan beberapa lagu yang relate dengan kehidupan ini,
menjadi healing dan spirit of ilfe ..
SELAMAT DAN SUKSES!
Semoga bisa ikut hadir dalam merayakan tour Album Menari Dalam Bayangan di Semarang tgl 14 Februari 2020 !
Udah segini dulu ye, maaf kalau ada beberapa kata /kalimat yg typo atau tidak sesuai dengan KBBI yaa karena dulu UN bindo cuman dapet 8.25 sih wkwkw
Terima kasih suakasuara
Semoga sukses dan makin berkembang !
Salam Hangat
Pe
Sebenernya ada beberapa lagu dari album menari dengan bayangan yg bener2 relate dgn perasaan dan hidup gw bahkan bisa dibilang hampir semua lagu. Tp kl disuruh milih salah satu gw pilih secukupnya yg gw udh tau lagu ini cukup lama seblm booming gr2 nkcthi.
Kenapa lagu secukupnya termsk lagu yg relate dgn kehdpn gw karena dari lirik pertamanya aja udh bener2 relate sama gw dan mungkin gk berlaku buat gw aja tp bnyk org pasti ngalamin ini jg dimn dlm hal ini gw gk tau kpn terakhir kali gw tidur tenang tanpa mikirin hal yg akan terjadi esok, entah itu mikirin deadline mikirin hal2 yg gw takuti yg blm pasti akan terjadi bsk dan bnyk hal2 lain.
Dan entah kenapa lagu ini jg hadir disaat gw merasa down karena beberapa hal yg membuat gw sedih yg entah mengapa bisa dtg bersamaan dimana kekecewaan karena seseorg bersamaan dgn hasil ujian yg tdk memuaskan dan adanya sebuah deadline yg sangat penting. Dan pas denger lagu ini gw jd sadar kalo kesedihan gw gk blh terus berlarut, sedih gw harus secukupnya karena masih ada esok hari yg hrs gw hadapi dan kesedihan gk akan membantu gw menghdpi hari esok. Msh ada deadline penting yg hrs gw kerjain yg kl gw abaikan krn kesedihan gw yg ada gw sendiri yg makin rugi. Gw boleh sedih boleh nangis sepuas gw, TAPI hanya untuk saat itu aja,gak blh terus2an.
Thats why gw bener2 pingin bgt bisa ntn tur bayangan ini karena lagu2 dalam menari dengan bayangan banyak yg jd pengingat buat gw bangkit dan jd self reminder gw skrg dlm menjalani hdp gw.
Saya anak terakhir kakak saya sudah menikah dari kecil emang jadi pusat perhatian karena anak terakhir atau sulung jika hari ulang tahun tiba segera ingin tumbuh besar,tetapi semua perasaan dan harapan masa kecil menjadi sirna menjadi besar itu tidak menyenangkan tanggung jawab saya mulai berubah bahkan bertambah.Saya dihadapkan pada kenyataan harus menanggung beban yang sebelumnya oleh kakak sampai sekarang kakak selalu ingin saya belajar mandiri untuk keluarga saya karena tidak mungkin seperti dulu saya bergantung terhadap kakak saya yang lulus dengan memuaskan tepat waktu.Sudah mulai belajar mandiri tapi betapa rumitnya kerja otak ini sekarang banyak masalah hubungan dengan kekasih dengan teman-teman yang di lingkungan toxic beranjak dewasa malah menjadi penyesalan.Apalagi masalah perkuliahan selalu ditanya tentang harus selesai tepat waktu disamakan oleh kakak atau orang lain,oke saya menerima itu tapi pertanyaan itu hampir setiap hari seperti bahan omongan yang jadi makanan sehari-hari.Sampai saya disuruh untuk selesai secepatnya karena orang tua juga sudah tidak membiayakan perkuliah saya,hanya kakak saya yang membantu kasihan terhadap dia beban menjadi berlipat ganda.Saya sampai ingin menyerah masalah pendidikan kuliah antara selesai atau lanjut,ketika itu ada sebuah tweet dari baskara putra/Hindia “Siapapun yang sedang takut masa depan dan sedang membaca ini,maju terus ya.Besok Mungkin Kita Sampai’’ langsung menangis dan diam lama sekali ternyata semua juga merasakan di fase yang sama.Terus beberapa bulan dapat kabar hindia mengeluarkan album Menari Dengan Bayangan ketika itu kaget dan senang ternyata lagu Besok Mungkin Kita Sampai itu bagian dari album itu.Semua lirik menjadi energi bagi saya karena keiginan saya akan tercapai atau sampai dengan saya maju terus untuk menjadi seorang berguna bagi keluarga saya.Kerana hidup bukan saling mendahului bermimpilah sendiri-sendiri pasti tidak ada yang sia-sia di bawah sinar matahari.Terimakasih sebuah lagu Besok Mungkin Kita Sampai membuat makna bagi saya untuk selamanya.Selama ini hanya menjadi pendegar hindia selalu putar playlist dari mau berangkat kuliah sampai mood setiap hari selalu hindia yang membuat mood menjadi semangat selalu.Betapa bahagia campur sedih melihat live perform tur bayangan semarang karena pertama kali menginjakan di semarang kota kelahiran saya. Raafi rizqi
Awalnya saya menulis lima draft tulisan berbeda untuk lima lagu di album Menari Dengan Bayangan. Namun ketika dipikir lebih lanjut, lima tulisan tersebut terasa kurang kuat dan jujur jika dibandingkan dengan cerita saya yang ini. Jangan salah, tentu, mereka adalah sejujur-jujurnya cerita. Nukilan kisah hidup yang terjadi selama saya hidup, yang kelewat sering isinya hanya sebuah kisah percintaan dan rutinitas saya sebagai musisi. Ditambah fakta bahwa saya selalu menganggap MDB adalah satu kesatuan cerita yang jika dibagi menjadi 12 tulisan mungkin akan terasa timpang walaupun secara narasi dan konten, mereka mampu berdiri sendiri-sendiri. Cerita seorang biasa yang disajikan lewat cara yang tidak biasa.
Menulis tulisan ini pun sangat berat. Saya harus menarik secuil ingatan kelam yang masih segar dari otak saya, medekonstrusikannya lagi demi suatu cerita yang linear. Keputusan untuk membagi cerita saya yang ini lebih karena jujur dan tanpa berlebihan, MDB adalah album yang menyelamatkan saya tahun lalu. Mungkin tulisan ini jauh melenceng dari ketentuan yang dibuat, tapi saya percaya pengalaman pahit yang akhirnya membuat saya masih hidup sampai detik ini harus diceritakan. Jawaban dari mengapa saya jatuh cinta pada album ini, dan jawaban dari mengapa sebuah hal kecil bisa menyelamatkan hidup seseorang.
Selasa, 26 November 2019, saya melakukan percobaan bunuh diri untuk yang ke-5 kalinya. Puncak dari tiap malam selalu diserang panik, was-was, dan ketakutan. Otak saya penuh oleh cemoohan orang atas orientasi seksual saya, kesalahan-kesalahan yang saya lakukan di sepanjang tahun, kegagalan saya dalam menciptakan waktu untuk orang tersayang yang sekarang sudah istirahat dengan tenang di atas sana, dan sekian hal lain yang kalau ditulis akan menjadi kemana-mana.
Barangkali itu buah dari kecerobohan saya menganggap kalau saya sudah baik-baik saja dan memutuskan untuk berhenti mengunjungi psikiater. Saya bingung dan saya tidak tahu mau cerita ke siapa. Saya takut menambah beban teman-teman saat saat itu. Ada satu hal yang terus-terusan saya pikirkan: saya cuma mau mati. Saya capek hidup dan saya tidak kuat untuk sekedar melanjutkan hidup. Karena saking kalutnya, sekitar jam 4 pagi saya minum Harpic yang dicampur es teh (untuk mengaburkan baunya) berharap ketika matahari terbit, saya sudah tidak ada.
Sekitar jam 6 pagi, seorang teman menemukan saya sudah tergeletak di gazebo kost dengan keadaan muka pucat dan mulut mengeluarkan sedikit busa. Dengan sigap, teman saya membawa saya ke rumah sakit supaya saya bisa ditangani dan semoga nyawa saya terselamatkan. Beberapa jam berselang, saya terbangun karena tiba-tiba sudah dirawat saja di rumah sakit. Saya bilang ke teman saya, "kenapa gue diselamatin?" Saya sedikit menyesal kenapa tidak sekalian meninggal saja.
Jam 4 sore saya masih di rumah sakit, sedikit bosan saya buka Instagram. Melihat postingan kalau Menari Dengan Bayangan akan disetel di Mustang secara penuh. Iseng saya tunggu karena jujur saya penasaran akan seperti apa albumnya. Jam 5 tepat saya pakai earphone menunggu album dimainkan. Mulai dari 'Evakuasi' sampai 'Untuk Apa / Untuk Apa?', saya menangis sesenggukan tidak berhenti-henti. Sampai akhirnya track terakhir 'Evaluasi', mood dan pikiran saya berangsur-angsur membaik.
Jujur, album ini pun tidak tanpa cela. Ia sebagai sebuah komposisi musik banyak kurangnya. Tetapi narasi yang Baskara berikan meresonansi dengan kuat, terlebih keadaan saya saat itu sedang tidak baik. Album ini (berikut 15 track yang ada di dalamnya) memberikan suatu semangat hidup baru untuk saya.
Dari yang sebelumnya keputusan saya sudah bulat untuk berhenti bermusik, mengubur semua angan-angan dan rencana-rencana yang terlanjur sudah saya rancang. Sampai akhirnya saya mulai untuk re-evaluasi lagi hidup saya. Saya mulai tahu sepulang dari rumah sakit akan berbuat apa. Saya mulai lebih bersyukur kepada teman saya yang menyelamatkan saya pagi itu. Saya mulai sadar masih banyak sekali yang sayang sama saya. Saya mulai belajar kalau hari ini belum bisa, masih ada hari esok. Terakhir, sudah sepantasnya saya mulai menari dengan bayangan diri sendiri.
Hai! Nama aku Dewi, 17 tahun, yang sebentar lagi bakal bertarung dengan ribuan orang yang memperebutkan PTN. Aku berdomisili di Gayamsari, Semarang dan nama akun Instagram aku @dewirhyng. Disini, aku bakal nyeritain sedikit kisah hidup aku yang relate dengan salah satu lagu di album Menari Dengan Bayangan.
Selamat membaca! :)
Dimulai dari sejak kecil, aku tumbuh di lingkungan yang erat sama agama, terutama bapak. Sebenernya sih bapak sama ibu beda latar belakangnya. Sejak kecil aku selalu aja dilatih mandiri sama orang tua aku dan ada lagi satu orang yang selalu ajarin aku jadi orang yang mandiri, yaitu pengasuh aku. Aku diasuh dari TK sampe SD kelas 3. Pada saat itu, setelah pengasuh ini udah ga kerja sama aku, hal yang paling menyenangkan adalah ketika ikut pengasuh aku ini kerja di rumah majikannya karena menurut aku beliau adalah orang yang luar biasa, pekerjaannya selalu dianggap rendahan namun sangat luar biasa sebenernya.
Pada masa Jam Makan Siang, dari kecil aku selalu mengimpikan aku bakal jadi orang sukses supaya aku bisa jadi orang berguna yang nanti aku bakal bikinin pengasuh aku ini rumah. Aamiin. Ya yang tentu pasti semua itu butuh pengorbanan. Mulai dari TK sampe SD aku selalu bermimpi aku jadi seorang dokter. Semua hal dilakuin orang tua aku supaya aku dapet pelajaran lebih. Ikut les lah, apa lah. Waktu SD makanya, aku sering dapet ranking 2 besar (dari atas ya). Selalu aja gitu. Tapi makin lama, makin ke semester akhir SD itu aku kaya udah mulai males malesan. Jadi ya, nilai UN aku waktu itu pas-pasan. Pastinya tiap akhir masa sekolah, aku selalu berharap bahwa akan diterima di sekolah favorit. Kala itu, dengan nilai pas - pasan tentu aja sangat mustahil untuk masuk di SMP favorit. Pun kedua orang tua aku yang selalu mematok target bahwa aku harus masuk di sekolah favorit. Namun, seperti halnya di Jam Makan Siang, makin ke sini, sebentar lagi bakal ada seleksi masuk PTN. Bapak selalu menekankan aku bahwa seharusnya aku jadi hafidzah (penghafal AlQuran), bukan malah ikut paduan suara. Tiap kali aku diskusi tentang mau masuk mana, pasti bapak bilang "Makanya jadi hafidzah, kan enak masuk mana aja diterima, kaya anaknya Dokter itu, masuk UI gara - gara prestasi hafal Quran". Selalu aja merasa kaya terpukul kalo denger hal itu, rasanya semua kaya dipatahin sama orang tua aku. Mereka seperti halnya berharap seperti orang awam yang memandang bahwa pekerjaan paling mengenakkan adalah menjadi seorang dokter. Menyanyi itu untuk apa? Gaakan berguna buat masa depanmu. Semua itu menjadi bumerang bagi aku sendiri, bagai berada di "gemuruh ragu yang menggetarkan jiwa". Tapi, mungkin benar, menyanyi hanya untuk hobi, bukan untuk didalami. "Kuliah profesi akan lebih menjanjikan, makanya usaha! Jangan main hape terus! Wiridan wae!" Haha, begitu kata mereka. Ya, dan bismillah aku bakal nunjukin ke mereka bahwa aku bakal jadi orang sukses dengan sesuai apa yang mereka harapkan, karena ridho dari Allah juga ridho dari mereka beriringan dengan "Tak ada jalan singkat tuk menuai yang kau tanam." dan tak lupa untuk bersyukur atas apapun yang diberi Allah.
Aku yakin, bahwa Allah akan menemani setiap langkah yang baik.
Sekian salah satu kisah hidup aku yang menginterpretasikan lagu 'Jam Makan Siang'. Yang sebenarnya masih banyak lagu di album Menari Dalam Bayangan yang tentunya mengisahkan beberapa perjalanan hidup aku.
Terima kasih sudah membaca!
Salam, Dewi
Untuk Suakasuara,
Besok mungkin kita sampai berhasil menggambarkan secara persis perasaan beberapa bulan lalu, saat sedang berada di salah satu titik jurang terdalam. Disaat semua teman dan kenalan sudah berhasil mencapai destinasi impian mereka, saya merasa sangat jauh tertinggal.
Saya —yang harus melanjutkan sekolah selama satu tahun lagi setelah semua teman-teman lulus dikarenakan program tahunan yang saya ikuti— pada saat itu merasa sudah seharusnya saya menyerah dan menerima ketertinggalan tanpa berlaku banyak. Belum lagi, saat teman-teman diterima di tempat impian masing-masing, sudah mulai mengurusi urusan lain, dan mempersiapkan diri mereka untuk jenjang selajutnya. Sedangkan saya, saya masih harus berkutat dalam mencari celah mana yang sebenarnya sudah menyediakan tempat untuk saya singgahi.
Sungguh, bukan tak bahagia melihat yang lain mencapai tuju, hanya saja saya juga terus bertanya-tanya apa saya juga mampu dan berhak atas capaian yang dapat dibanggakan seperti mereka.
Lelah tiada ujung dirasakan pada hari-hari itu. Hingga akhirnya saya memilih berserah, bersender, dan memberi kuasa penuh pada waktu serta Tuhan Yang Maha Hebat setelah saya berpeluh sekuat tenaga. Pada saat itu akhirnya saya sadar, asal terus maju dan tidak menyerah, saya juga berhak memiliki pencapaian, saya juga mampu mencapai tuju.
Halo suakasuara! Kenalin, aku Rafif mahasiswa di salah satu universitas di Semarang. Di usia yg sekarang menginjak 21 tahun, banyak banget cita cita dan impian yg selalu aku pikirin "kapan ya bakal sampai/terwujud?".
Yap, saat ini statusku sebagai mahasiswa tingkat akhir yg sedang insecure dengan banyak pertanyaan "kapan daftar sidang?" "Pembahasanmu sampe mana?" "Nge-lab mulu deh". Ada aja pokoknya kendala, mulai dr dosbing sm penguji yg kadang out of the box. Hasil lab yg kadang perlu diulang2 karna teledor. Data2 yg belom lengkap lah, dsb nya yg bikin skripsi ini makin lama.
Pertanyaan itu bener2 ngena sih, disaat temen2 seperjuangan udah ada yg dapet gelar sarjana nya, kerja di perusahaan ternama di jakarta, bahkan ada juga yg apply beasiswa buat S2 nya. Ditambah kemaren saudara baru aja dapet gelar S.Ked nya, disaat itu pula tekanan dr grup WA keluarga meningkat Haha.
Akhir2 ini tiap ngerjain skripsi, sering banget dengerin lagu "Hindia - Besok Mungkin kita Sampai" yg menurutku relate bgt sih sm yg aku rasain sekarang ini. Disamping wejangan orangtua terus kasi dukungan, lagu ini jd motivasi juga buat segera kelarin perkuliahan.
Skripsi bakal kelar kok, semuanya butuh waktu dan niat yg besar tentunya wkwk. All the things that are worth doing, take time.
So excited bgt kemaren pas tau hindia bakal tour ke Semarang, tapi sialnya lupa bgt pas mau beli tiket malah sibuk sampling data. Gak nyangka jg bakal sejam sold out sih. Yah, semoga aja kali ini keberuntungan ada di tangan. Pengen banget nge-gigs dikala skripsi yg bikin jenuh ini.
Terimakasih buat redaksi suakasuara, jd punya tempat buat nulis ini semua! Hehe
Regards, Rafif.
Judul lagu favorit di album menari dengan bayangan :
Secukupnya
Pada awalnya saya mengetahui lagu ini bertepatan dengan menjelang ujian masuk perguruan tinggi negeri. Begitu mendengar pertama kali saya begitu suka dengan lagu tersebut yang terkesan unik. Cerita pun dimulai dengan kegagalan saya untuk masuk beberapa perguruan tinggi negeri dan beberapa universitas swasta maupun kedinasan lain. Saya berpikir bahwa lagu tersebut sangat terkait dengan cerita kegagalan saya tersebut. Sampai sekarang lagu tersebut masih sering saya putar setidaknya minimal satu kali sehari untuk mengingatkan saya tentang kegagalan tersebut dan jangan sampai terulang kegagalan yang sama. Dari lirik pun saya selalu terbayang akan satu kalimat,yaitu 'kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang'. Ternyata kalimat tersebut benar adanya. Karena semenjak kegagalan saya tersebut saya mulai sulit untuk dapat tertidur tenang karena dibayangi oleh kegagalan saya tersebut. Makna lagu pun mengena di hati dan pikiran saya bahwa kita tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang dan juga jangan merasa hanya diri kita sendiri saja yang gagal,namun pasti tiap orang pun pernah merasakan yang namanya kegagalan dan kita jangan sampai berlarut-larut dalam kegagalan tersebut 'bersedihlah secukupnya'. Di lagu ini pun saya juga merasa dinasehati oleh liriknya seperti 'Semua yang sirna kan kembali lagi
Semua yang sirna kan nanti berganti'. Kemudian saya menyadari arti sebuah kegagalan tersebut dan saya berusaha tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena kegagalan saya untuk masuk ke beberapa perguruan tinggi negeri,perguruan tinggi swasta dan juga kedinasan. Dengan lagu ini tidak hanya kegagalan itu saja yang saya renungkan tetapi akan hal cinta pun saya juga pernah mengalami kegagalan dan menjadikan itu sebagai pelajaran di masa depan kelak.Mungkin belum waktunya saya untuk menjawab itu semua tapi mungkin besok kita sampai seperti judul lagu hindia di album menari dengan bayangan. Pesan untuk hindia yaitu terima kasih telah menciptakan lagu tentang kegagalan dan nasehat yang terdapat di lirik lagu yang anda ciptakan.
Judul lagu favorit di album menari dengan bayangan :
Secukupnya
Pada awalnya saya mengetahui lagu ini bertepatan dengan menjelang ujian masuk perguruan tinggi negeri. Begitu mendengar pertama kali saya begitu suka dengan lagu tersebut yang terkesan unik. Cerita pun dimulai dengan kegagalan saya untuk masuk beberapa perguruan tinggi negeri dan beberapa universitas swasta maupun kedinasan lain. Saya berpikir bahwa lagu tersebut sangat terkait dengan cerita kegagalan saya tersebut. Sampai sekarang lagu tersebut masih sering saya putar setidaknya minimal satu kali sehari untuk mengingatkan saya tentang kegagalan tersebut dan jangan sampai terulang kegagalan yang sama. Dari lirik pun saya selalu terbayang akan satu kalimat,yaitu 'kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang'. Ternyata kalimat tersebut benar adanya. Karena semenjak kegagalan saya tersebut saya mulai sulit untuk dapat tertidur tenang karena dibayangi oleh kegagalan saya tersebut. Makna lagu pun mengena di hati dan pikiran saya bahwa kita tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang dan juga jangan merasa hanya diri kita sendiri saja yang gagal,namun pasti tiap orang pun pernah merasakan yang namanya kegagalan dan kita jangan sampai berlarut-larut dalam kegagalan tersebut 'bersedihlah secukupnya'. Di lagu ini pun saya juga merasa dinasehati oleh liriknya seperti 'Semua yang sirna kan kembali lagi
Semua yang sirna kan nanti berganti'. Kemudian saya menyadari arti sebuah kegagalan tersebut dan saya berusaha tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena kegagalan saya untuk masuk ke beberapa perguruan tinggi negeri,perguruan tinggi swasta dan juga kedinasan. Dengan lagu ini tidak hanya kegagalan itu saja yang saya renungkan tetapi akan hal cinta pun saya juga pernah mengalami kegagalan dan menjadikan itu sebagai pelajaran di masa depan kelak.Mungkin belum waktunya saya untuk menjawab itu semua tapi mungkin besok kita sampai seperti judul lagu hindia di album menari dengan bayangan. Pesan untuk hindia yaitu terima kasih telah menciptakan lagu tentang kegagalan dan nasehat yang terdapat di lirik lagu yang anda ciptakan.
“Apapun yang terjadi”
Salah satu lagu dari album “Menari dengan Bayangan” yang cukup familiar bagi saya adalah lagu “Apapun yang Terjadi”.
Alasannya sederhana, karena beberapa bagiannya begitu menggambarkan pengalaman pribadi pada beberapa waktu lalu dan saya mengamini penggalan demi penggalannya. Indah.
Pada lirik pertama saja sudah membuat saya cukup tersentak. Dulu ada yang minta dibangunkan karena alasan tertentu, sekarang tidak lagi.
Dilanjut dengan kalimat “hanya bersama di lima hari, sering berpisah di akhir pekan, kau dengan teman-teman”, kegiatan kampus saya dan dia memang hanya dari senin sampai jumat, di luar itu kami habiskan bersama bagian hidup kami yang lain.
Kemudian saya tersenyum kecil saat menyadari kenyataan bahwa “dulu antar jemput, sekarang pulang sendiri”.
Dan sekarang pun saya masih ingat ukuran sepatu, pantangan dan dietnya. Saya harap dia masih menjaga metabolisme tubuhnya sendiri dengan baik agar bisa hidup lebih baik.
Mendengarkan lagu “Apapun yang Terjadi” ini membuat saya merasakan banyak hal: senang, sedih, marah, rasa bersalah, lega, dan tenang.
Tenang, karena di sini Hindia tidak hanya berhasil memberikan lirik atas pengalaman yang bisa relate ke pendengar tapi ia juga menutup lagu dengan kalimat peluruh rasa hancurmu, pengingat bahwa hidup memang berdinamika, ikhlaslah bahwa setiap orang datang silih berganti yang mana tidak selalu menetap di hidupmu, dan hal itu wajar terjadi. Kamu akan belajar sesuatu.
Saya bersyukur semua hal ini pernah terjadi, walau saya banyak salahnya.
Saya juga bersyukur Hindia menulis hal ini dan saya mendengarkannya.
Kita memang tidak bisa mengubah apapun tentang hari kemarin, karena kita abadi dalam cerita. Menurut saya, yang bisa kita ubah hanya perasaan agar hidup bisa terasa lebih baik walau sedang tidak baik, tapi jangan jadikan perasaan sebagai satu-satunya kompas mata anginmu.
Terima kasih untuk yang kemarin.
Terima kasih Hindia.
Akhirnya saya berani untuk menulis ini karena pada dasarnya saya tidak cukup percaya diri untuk membicarakan hal-hal yang lalu semacam ini.
Maka terima kasih juga kepada Suaka Suara karena dengan ini setidaknya pukul 2 pagi ini saya bisa jujur pada diri sendiri tentang apa yang selama ini enggan saya bahas lagi karena satu dan lain hal.
“Di kehidupan kita singgah dan pergi.
Apa pun yang terjadi, kita abadi”
— Hindia
Lagu Hindia yg ada dalam album menari dengan bayangan yg bisa buat aku sadar dan membenahi diri dari kisah hidup ku adalah EVALUASI.
Aku anak ketiga dari 3bersaudara. Ayah dan mamah ku sudah pisah sejak aku umur 5tahun masa dimana aku belum mengetahui apa itu arti perpisahan. Setelah tau apa arti perpisahan selalu ngerasa hidup itu gak adil karna aku gak pernah ngerasain full kasih sayang orangtua. Selalu iri dan gak pernah bisa maafin semua yg udah aku lewatin dihidup ini. Gak bisa maafin mamah, ayah bahkan diri ku sendiri. Selalu ngerasa untuk apa hidup? untuk apa dilahirkan? apakah aku bisa hadapin semua masalah dan tekanan semua ini? Dan masih banyak lagi kecewa yg dateng membuat aku gak bisa dan selalu nyerah. Sampai keluar lagu evaluasi ini aku jadi bisa ikhlas nerima semua masalah itu, sabar dan membenahi diri. Aku gak boleh larut dalam kesedihan dan kebencian, selalu bersyukur bisa lewatin semua masalah itu dan evaluasi diri untuk mengetahui dengan benar kemampuan dan keadaan tantangan yang harus aku hadapi nantinya. Yang mana semua itu untuk diambil hikmahnya. Artinya, salah dan gagal adalah milik semua manusia. Tidak ada manusia yang sempurna pribadinya. Manusia senantiasa dikelilingi oleh salah, namun bukan berarti manusia tidak dapat menjadi lebih baik.
Lirik evaluasi inilah yg buat aku sadar, selalu harus tetap semangat buat jalanin semua masalah yg ada di hidup ini. Perjalanan hidup masih panjang, boleh kita sejenak beristirahat lalu bangun lagi untuk perjalan yg bertaruh.
"Yang tak bisa terobati, Biarlah mengering sendiri, menghias tubuh dan yang mengevaluasi ragamu".
"Masalah yang mengeruh, perasaan yang rapuh ini belum separuhnya. Biasa saja, kamu tak apa"
"Ku masih ingin melihat mu esok hari."
Terimakasih Hindia sudah membuat lagu Evaluasi ini. Dan sudah banyak membuat orang-orang sadar hidup itu masih panjang. Sehat selalu biar bisa banyak membuat lagu-lagu yg bisa menginspirasi banyak orang lagi.
Salam hangat dari ku.
Aku memilih lagu membasuh karena relate banget sama hidupku yang tidak selamanya menanamkan kebaikan itu akan mendapatkan kebaikan juga. Seperti apa yang di tulis dalam lirik "telah ku sadar hidup bukanlah perihal mengambil yang kau tebar". Aku sering mengalami hal yang bikin aku mikir, "aku salah apa? Salahku dimana?" Dengan setiap dekat dengan cowok selalu di manfaatkan. Ada satu waktu dimana aku bener bener ngerasa kaya diriku ini bodoh banget dengan dimanfaatkan kesana kemari. Dari mulai jemput dia, makan aku yang bayar, pulang aku antar. Tapi semua di balas dengan kekerasan seksual. Ya sedih memang. Aku pun masih memikirkan sebenernya kesalahan ku dimana hingga bisa mendapatkan perlakuan spt itu. Semoga dengan ikut ini dan memenangkan tiket. Aku bisa menghibur diriku sendiri dan memikirkan apa yang salah dalam diriku. Terimakasih!
Didalam album Menari Dengan Bayangan sebenarnya banyak lagu yang relate dengan saya, namun lagu yang dinyanyikan bersama Rara Sekar berjudul “Membasuh” adalah lagu yang membuat saya sadar bagaimana memaknai hidup.
Ketika lagu ini saya dengarkan untuk pertama kalinya, lagi ini mengingatkan kepada kejadian sepele tahun lalu. Saya mungkin orang yang ga enakan, sulit untuk mengatakan tidak mengenai apa yang saya tidak suka. Saya berusaha membuat orang lain senang dengan menuruti apapun yang ia inginkan. Karena saya menggap itu hal yang merugikan maka saya mencoba untuk menyayangi diri saya dengan mengatakan “tidak”, singkat cerita dengan menolok apa yang dia minta terjadilah pertengakaran antara saya dan teman saya.
Di lagu ini saya sadar bahwa jika berbuat baik kepada seseorang kamu belum tentu akan diperlakukan sama karena hidup bukanlah tentang mengambil yang kau tebar. Saya kecewa dan marah dalam waktu setahun belakang ini, namun saya berusaha memafkan walaupun sulit untuk dapat mengampuni dan mengasihi tanpa memperhitungkan masa yang lalu, namun mungkin sebenarnya saya rindu karena kita pernah bersenang-senang bersama saling berkeluh kesah dan bercerita, kita bergerak dan bersuara dan tumbuh bersama.
Maka saya harap tahun ini membuat kita saling membasuh lagi, walaupun sumur yang saya punya mungkin sudah kering dan semoga kita saling memberi dan mengobati. Dan untuk saya sendiri semoga dapat kembali mempercayai seseorang dan terbuka, mungkin saya takut kecewa, tapi ya sudah lah hidup terus berjalan dan saya ingin kembali saling membasuh dengan orang- orang yang menyayangi saya.
"Besok Mungkin Kita Sampai"
Ini adalah sebuah kisah perjuangan seorang insan biasa yang hendak mencapai citanya. Umurnya sudah menginjak 20 tahun masih hidup seorang diri tanpa ada yang mendampingi, yap itulah diriku pemuda kucal yang hampir menyerah 2 tahun yang lalu. Kisah ini bermula ketika diriku menginjak bangku Kelas 3 SMA. Sebuah kisah berselimut kegelisahan yang biasa dirasakan siswa sepantaranku yaitu tentang tujuan kelanjutan masa depan, Entah diriku belum memikirkan kelanjutan nasibku hendak kemana tak seperti temanku yang lain yang sudah jelas ingin kesini kesitu masuk PTN ini itu. Sebenarnya impianku menuju salah satu sekolah ikatan dinas seperti Omku dulu tapi itu baru sekadar terlintas dibenakku. Pada akhirnya aku mengikuti BINLAT yaitu latihan persiapan untuk masuk kepolisian yang difasilitasi dari pihak Kepolisian di Kabupatenku secara gratis keberuntunganku yang mebawaku kesana hingga akhirnya aku memiliki impian masuk polisi berkat itu tanpa memiliki impian masuk PTN sedikitpun waktu itu Hari-hari berlalu dengan latihan kesiapan tes polisi serta belajar materi UN dan masuk PTN ya walaupun hanya untuk jaga-jaga. Akhirnya tiba pada masanya ketika masa depanku ada didepan mata, tibalah waktu tes. Begitu banyak hal yang sudah aku siapkan selama ini baik itu segi fisik, jasmani, maupun kemampuan akademikku demi impianku masuk polisi ini dengan mengusung prinsip aku ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi salah satu polisi yang bisa masuk tanpa mengeluarkan duit sepersenpun seperti yang tersiar di masyarakat. Tes demi tes tahap demi tahap aku lewati dengan hati yang berdebar serta mulut yang tak pernah henti mengucap doa. 1-2 tes aku lewati dengan baik dan akhirnya tibalah tes yang aku wanti-wanti selama ini tentu saja tes kesehatan. Mengapa? Tau sendiri betapa kesehatan menjadi kunci penting untuk menjadi seorang Polisi. Ada yang terkendala sedikitpun akan menjadi penghalang besar bagiku. Waktu itu hanya berpasrah yang ada dibenakku entah bagaimanapun hasilnya aku berserah padanya jika memang rejekinya aku yakin aku akan tetap lolos.Dan aku masih ingat persis sebelum tes kesehatan dimulai pada hari yang sama juga merupakan hari pengumunan hasil UN, dan kau tahu hasilnya nilaiku cukup mengecewakan ada hati yang sedikit kecewa kala itu tapi ah sudahlah aku tidak terlalu memikirkan hasil UN toh juga tak berguna sekaligus aku juga tak ada niatan lanjut tes masuk PTN. Tes kesehatan pun kulalui dengan rasa yang kurang percaya diri. Matahari yang mulai gelap kala itu menandakan harus disegerakan pengumuman siapida saja yang lolos ditahap ini. Diriku hanya bisa menunduk pasrah serta terus mengepal tangan seraya tak lelah mengucap doa. Di dalam hatiku selalu mengucap apakah esok aku masih bisa terbangun dengan rasa bahagia atau dengan kesedihan yang meraja? Tiba-tiba nama-nama orang yang tidak lolos disebut satu persatu dengan tegas makinlah aku gusar. "Afiv Taufiq" dengan tegas salah satu bapak menyebut namaku. Sontak aku berdiri dengan tegak dan berkata "Siap" menandakan ketegasan yang harus dimiliki seorang polisi yang harus siap dalam keadaan apapun. Aku pun bergegas keluar meninggalkan tempat pengumuman tersebut dengan mimik yang berpura kuat sambil menahan air mata yang hendak memaksa keluar. Sesampainya dipintu keluar air mata ini tak mampu kubendung lagi aku lepaskan semua tangisan pada saat itu. Hatiku sangat hancur kecewa yang aku rasakan begitu dalam. Aku selalu mengingat kedua orang tuaku yang telah aku kecewakan. Begitu benci diriku terhadap diriku sendiri. Butuh waktu lama saat itu untuk diriku menenangkan diri atas kekecewaan yang aku rasakan. Tetiba terlintas ingatan bahwa beberapa hari yang lalu ialah hari pengumuman SNMPTN. Oh iya sebelumnya diriku terdaftar salah satu siswa yang bisa mengikuti SNMPTN. Dengan Pdnya diriku membuka pengumuman SNPMTN pada saat itu juga mungkin agar bisa meredakan sedikit kekecewaanku jika diterima pikirku. Dan kau tau bagaimana hasilnya? Lagi dan lagi Nihil, kecewa yang semakin kurasa saat itu sudah berlipat-lipat. Gagal di UN, gagal dipolisi, dan terakhir gagal SNMPTN. Kecewa ini amat berat kurasa. ENTAH KAPAN TUJUANKU TIBA? ENTAH ESOK CERAH KAPAN DATANGNYA AKU TAK TAHU. Semenjak hari itu perlahan demi perlahan kecewa mulai terobati walaupun masih ada luka yang tertinggal ditempat itu, iya tempat itu Semarang tempat dimana Tes polisiku berada beserta segala kekecewaan yang tercipta disana. Akhirnya setelah beberapa hari kulewati dan kekecewaan yang kutinggal pergi aku berpikir masih ada PTN dan sekolah ikatan dinas yang masih bisa aku coba dan juga alternatif laina. Yang pertama aku coba saat itu ialah SBMPTN. Tes ini aku jalani dengan sisa waktu belajar yang hanya beberapa hari saja ya wajar saja selama ini aku lebih fokus ke tes polisi saja.Tes pun kulewati dengan alakadarnya akupun tak berharap lebih. Beberapa hari setelahnya pun aku mencoba tes masuk IPDN. Ya, siapa yang tak tahu? Sekolah ikatan dinas impian banyak orang termasuk aku. Aku pun pergi menuju Jogja dimana tempat tesku berada bersama 2 orang kawanku. Aku melewati tes dengan percaya diri karena beberapa soal pernah kujumpai dimasa persiapan saat belajar bersama kawanku ini. Dan ternyata hari itu juga adalah hari pengumuman lolos tidaknya. Dan kau tahu lagi? diriku gagal lagi dan lagi. Aku pulang dengan tangan hampa dengan kecewa lagi. Lalu beberapa hari setelahnya ialah hari pengumuman SBMPTN dan kau tau hasilnya? tepat sekali kecewa datang lagi padaku untuk kesekian kalinya. Entah kecewa sedih malu beraduk menjadi satu. Bagaimana tidak? disaat temanku yang lain merayakan kebahagiaan diterimanya diPTN melalui Uploadan Snap IG, WA, kabar di Grup kelas dan yang lain, aku masih ketakutan dengan tujuanku yang entah belum tiba juga. Seingatku hari-hari itu dekat dengan bulan ramadhan yang ototmatis aku akan menjumpai saudara-saudarak dengan berbagai pertanyaan terlebih tentang PENDIDIKAN seperti "Ketrima dimana nak Afiv?" dan ternyata apa yang aku perkiran benar nyatanya pertanyaan itu sampai padaku bukan hanya dari 1-2 orang bukan hanya 1-2 kali saja. Sedih bercampur malu aku menjawabnya. Ramadhan waktu itu begitu berat. Beberapa hari setelahnya diriku belum menyerah aku tetap mencari informasi tentang PTN yang lain walau lewat jalur Ujian Mandiri aku tetap ingin mencoba agar aku tau kapan tujuanku ini tiba. Entah esok, atau lusa aku tidak tahu aku hanya ingin mencoba dan mencoba. Dan pada akhirnya aku mencoba 3x UM dan tebak saja 3x itu juga aku dikecewakan untuk kesekian kalinya seakan akan kesediahan,kekecewaan, dan kegagalan selalu melekat pada diriku kala itu. Pada waktu itu diriku amat mengombang-ambing dan selalu bertanya pada diriku, " KAPAN AKU SAMPAI PADA TUJUANKU?" aku lelah dengan kegagalan yang terus kualami usahaku sudah giat, ibadahku sudah kuat kurasa tapi entah aku masih tak tahu kapan esok cerah itu akan datang kepadaku. Diriku hampir menyerah putus asa tak tahu lagi harus mencoba dimana. Tapi, tanpa kusadari kota yang dulu membuatku kecewa Semarang memanggilku kembali untuk mencoba tes UM D3 yang diselenggarakan univ disana yaitu UM Undip. Tanpa berpikir panjang aku ingin mencobanya terlebih ini adalah UM Terakhir pada waktu itu jika aku gagal aku sudah tak tahu lagi ingin mencoba dimana lagi. Pada akhirnya aku mencobanya. Aku menghubungi temanku yang sudah diterima disana untuk menumpang semalam disana. Bismillah kuucap berharap jika memang Esok cerahku berada disini. Hari penentuan itu tiba tes kulewati dengan sebisaku dengan harap aku bisa diterima di Univ ini. Hari demi hari kulewati dengan doa yang terus terucap agar tujuanku segera tiba. Dengan cemas hari pengumuman pun tiba dengan berani aku memberanikan diri membuka ponsel untuk melihat hasilku. Dan kau tahu? Hasilnya berwarba hijau bertuliskan " Selamat Anda diterima" sungguh tak percaya kulihat sontak aku teriak kegirangan seraya mengucap syukur. Yang ada bahagia dan bahagia saat itu. Entah apa yang kupikirkan malam itu hanya ada bahagia dan lega yang kurasa setelah melewati kesedihan,kekecewaan, dan kegagalan yang melekat, semua itu terbayar pada saat itu. Terima kasih tuhan akhirnya aku menemukan esok yang cerah. Dan ternyata aku menyadari dan mempercayai satu hal " Esok mungkin kita sampai, bukan tugasku untuk menjawab itu, tugasku hanya berusah berdoa. Biar waktu yang akan menjawabnya." Terima kasih.
Ini pengalaman hidupku sewaktu kecil. Alhamdulillah aku dilahirkan dikeluarga yang utuh, tapi suatu waktu ada keributan besar yang membuat orang tua ku hampir berpisah. Sekitar umur 10 tahun, aku melihat mereka berkelahi cukup hebat. Dulu, ayahku seorang pemabuk. Suatu waktu, dia pulang ke rumah tengah malam dalam keadaan tidak sadar. Sudah berulang kali Ibuku menasihati ayahku agar berhenti minum minuman keras. Namun tetap saja ayahku keras kepala. Mungkin karena sudah capek menasihati ayahku waktu itu, akhirnya suatu hari dia cekcok dengan ayahku dan sedikit berkelahi dan akhirnya ingin meminta pisah. Aku menangis keras dipelukan ibuku waktu itu, meminta agar ibu dan ayahku tidak berpisah. Dan ayahku hanya bisa terdiam, dan akhirnya meminta maaf pada kami berdua. Kedua orang tuaku sadar, bahwa semuanya harus tetap dipertahankan demi buat hati mereka yaitu aku.
Aku belajar dari kedua orang tuaku bahwa hidup harus tetap berjalan bagaimana pun keadaannya. Karena yang hilang, harus dicari. Yang hancur, harus segera diperbaiki. “Yang tak bisa terobati, biarlah mengering sendiri.” Hindia- Evaluasi
Kenalin nama gua Mizano, semester kemaren bagi gua berlalu dengan agak berbeda dari semester sebelumnya. Karena semester kemaren gua dengan naifnya mengiyakan semua kesempatan buat ikut kegiatan baik dalam ataupun luar kampus, sampai ujungnya gua sendiri dibikin keteteran buat follow up beberapa hal. Mulai dari apply ke organisasi yang menurut gua cukup wah, ikut kepanitiaan diacara musik kampus, sampe jadi ketua panitia buat seleksi calon anggota baru UKM di fakultas gua. Awal dari carut marutnya jadwal gua adalah waktu organisasi itu punya jangka waktu yang cukup panjang buat proses recruitment sampe 2 bulan, terus kepanitiaan music yang belom beres juga masalahnya sampe H-1 bulan kebutuhan buat GS sampe penjualan tiket yang dirasa belom maksimal, dan masalah terakhir yaitu secara sepihak gua dikasih amanah buat jadi ketua seleksi anggota baru di UKM. Gua akuin gua bener-bener naif merasa waktu itu sanggup melakoni itu semua dan berharap semuanya sukses, ternyata ENGGAK SAMA SEKALI BANGS*AT. Applicant organisasi gua ketendang gara-gara beberapa kali gak ikut meeting karena ngehandle acara music sekaligus ketua panitia rekrutmen, event music yang ada masalah fatal banget sampe GS utama hampir gak jadi naek panggung, terus yang terakhir waktu jadi ketua panitia akhirnya gua kabur waktu acara workshop karena gua merasa pening banget semuanya fucked up. Gua kabur ke acara pensi yang ngedatengin Elephant Kind sama Pijar, mereka keren banget asli. Waktu nonton Elephant Kind pas bagian lagu ‘Oh Well’ gua merasa tertohok banget sama reffnya. Gua merasa kecewa gua gak bisa meraih semua keinginan gua karena kenaifan gua sendiri, gua menyakiti orang karena keputusan gua untuk kabur nonton pensi, tapi gua merasa bahagia waktu mengiyakan kesempatan-kesempatan itu. “ Jika kau pernah tersakiti, angkat tangan Jika kau pernah menyakiti, angkat tangan Jika kau pernah bahagia, angkat tangan Jika kau pernah kecewa, angkat tangan “ HINDIA – Mata Air
0 comments