The Broto Angkat Falsafah Jawa dalam “Doom Rock’n Roll”
04 Maret
Menyusul album mini mereka, Kartoadisoebroto (biasa disingkat menjadi The Broto) melepas single terbaru berjudul “Doom Rock’n Roll” pada 26 Februari 2019 lalu. Single stoner rock dengan sentuhan doom metal dan rock n roll ini merupakan salah satu materi yang juga akan termuat dalam album penuh perdana mereka yang rencananya akan dirilis pada pertengahan tahun 2019.
Gambar 1. Artwork Doom Rock n’ Roll |
“Doom Rock n’ Roll” mengandaikan manusia dan alam semesta sebagai keris dan sarungnya. Hal ini diangkat dari falsafah hidup masyarakat Jawa kuno yang menganut paham spiritual cosmosentrism. Dalam liriknya, penyampaian paham dalam falsafah hidup tersebut semakin diperkuat melalui penggunaan kutipan-kutipan dari budayawan terkemuka seperti Franz Magnis Suseno dan Prof. Komaruddin Hidayat. Paham spiritual cosmosentrism tersebut diangkat sebagai kritik terhadap paham anthropocentrism secularists yang membuat manusia modern lupa akan kebajikan yang perlu mereka lakukan sebagai bagian dari alam semesta.
Gambar 2. Personel The Broto |
Dalam “Doom Rock n’ Roll”, selain menyampaikan pesan melalui lirik, The Broto juga menyampaikan pesan melalui penggunaan soundscape. Suara vespa dan kemacetan ibukota negara yang bising sengaja ditempatkan pada awal lagu sebagai pengingat bahwa selain untuk menjalani kesibukan dalam memenuhi kebutuhan material, hidup juga perlu digunakan untuk mencari kedamaian dan ketentraman.
“Doom Rock’n Roll” telah dapat didengarkan melalui beberapa layanan streaming musik yang meliputi Spotify, iTunes, Deezer, dan sekitar 150 layanan lain.
・・・
The Broto dibentuk pada tahun 2015 oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia. Setelah setahun lebih bergonta-ganti perosnel dan hanya berdiam di studio, UI Music Fair 2016 menjadi panggung pertama bagi mereka. Meningkatnya kembali minat terhadap musik keras mendorong The Broto untuk terus bertahan bermain musik.
0 comments