Record Store Day Semarang 2018 (Jurnal)

16 November

Record Store Day (RSD) Semarang pada tahun ini diadakan pada 29 April 2018. Sama seperti pada tahun sebelumnya, RSD Kota Atlas dilaksanakan seminggu setelah RSD Indonesia. RSD Semarang 2018 dilaksanakan di G-Cafe Beer & Resto yang bertempat di daerah Kuningan, Semarang. Lokasi yang notabene cukup jauh dari tempat tinggal saya, membuat saya cukup kukuh dalam mengumpulkan kemalasan dan alasan untuk berangkat tidak tepat waktu.

Gambar 1. Poster Acara (lapak024)
Tepat waktu sebenarnya adalah kunci paling tepat untuk mendapatkan rilisan-rilisan terbatas yang banyak diminati, namun panasnya siang itu membuat saya memundurkan waktu berangkat hingga satu jam. Selain itu, sebenarnya saya tidak terlalu berharap banyak dari RSD Semarang pada tahun ini, mengingat saya sudah memesan rilisan Nanaba dan Royal Yawns secara online terlebih dahulu. Dua set tersebut sudah cukup memuaskan saya. Apalagi riff Chloe / A Glaring Panorama sudah nikmat meraung di kuping selama beberapa hari sebelumnya. Sudah puas!

Setelah sempat bertanya pada petugas parkir salah satu tempat usaha di sekitar lokasi, akhirnya saya tiba di area peperangan. Masih sepi, dan bahkan para tenant pun belum semuanya tiba dan siap menjajakan amunisinya. Dengan modal tiga ratus lima puluh ribu rupiah saya mulai melangkah masuk dan bersiap ‘menggali’.

Gambar 2. Venue (lapak024)
Stand pertama yang saya tuju adalah milik Doncyco Store. Saya sudah mengincar EP Halilintar dari Black Teeth. Namun, karena sepertinya mereka masih dalam keadaan kurang siap untuk bertransaksi, saya bertolak ke stand di sebelahnya. Stand ini adalah milik Hellas Recs dan mata saya langsung berubah kuning tatkala menangkap kaset Godplant — Turbulensi. “Wah, nyampe Semarang!” pikir saya girang dalam hati.

Setelah bertanya, ternyata harga kaset Godplant tersebut sesuai dengan harga jual aslinya. Langsung saya pegang, walaupun masih sepi, kemudian saya bertanya harga kaset Auman — Suar Marabahaya Yang ternyata juga memliki harga pantas. Langsung angkut. Beliau (Hellas Recs) sempat mempromosikan rilisan debut Klandestin, namun saya mengutarakan bahwa musik mereka cukup berat untuk saya. Setelah Doncyco Store mulai siap untuk melakukan transaksi, saya langsung mengangkut EP Halilintar, kemudian bergegas menuju lantai dua.

Gambar 3. Petapita (lapak024)
Cukup banyak rilisan menarik di lantai dua, namun karena budget saya terbatas, saya harus menimbang secara matang apakah rilisan tersebut perlu saya beli pada momen tersebut. Setelah cukup lama menilik dan menimbang-nimbang akhirnya saya hanya tertuju pada Kaitzr — Myth & Deceit pada lapak Petapita. Bekas, namun saya rasa cukup. Kemudian saya turun kembali menuju lantai satu.

Sebelum pulang, saya sebenarnya sudah menimbang-nimbang untuk membeli kaset Ellipsis — Adversities EP pada lapak Hellas Recs, namun karena dipajang sejajar dengan Polka Wars — Axis Mundi, saya cukup segan untuk bertanya, takut kalau harganya juga turut melambung tinggi. Dengan sisa amunisi saya bertanya dan “anj***, cuma empat puluh ribu.” saya terkejut sekaligus sumringah untuk kemudian menjadi lebih sumringah karena mendapatkan Polka Wars — Axis Mundi dan Ghaust— Burning All The Gold dengan harga yang sama pantasnya. Maka lapak Hellas Recs saya nobatkan menjadi lapak ajaib yang memenuhi wishlist saya. Dengan harga pantas. Terima kasih dan tahun depan mampir lagi dong!

Gambar 4. Puja Kulit Kerang Ajaib (Hellas Recs)


Gambar 5. Hasil Tangkapan (Dok. pribadi)

Baca Pula

0 comments