Pullo — Age of New Life (EP) (Ulasan)

16 November

Menawarkan kengerian dalam epos romawi
Gambar 1. Cover EP


“There are a big misunderstanding between Romany Rye and Caesar of Rome after the Battle of Thapsus….”

Baris pada jacket belakang tersebut langsung membuat saya membayangkan mereka adalah Alesana versi post-punk. Dan ternyata… benar adanya. Mereka membawakan epos Romawi dalam distorsi gelap dengan vokal rendah nan horor. Namun, gelapnya atmosfer dalam musik mereka tidak menghentikan lini bass untuk beratraksi, mengajak kita menari. Iya, menari dalam kehancuran.

Age of New Life dibuka dengan “Rye” yang notabene adalah single mereka. Track ini merupakan track paling eksperimental dalam album ini. Di tengah-tengah lagu terdapat dialog penuh emosi seorang wanita yang entah di-sample dari mana, di akhir lagu ini terdapat geraman dari seorang pria. Selain itu, video musik untuk single ini dipresentasikan layaknya sebuah film pendek tentang berjalannya sebuah ritual. Masing-masing elemen mendukung lagu ini menjadi lagu yang gelap. Ngeri.

“Lonesome” adalah track kedua dari EP ini dan merupakan track favorit saya. Arpeggio-nya muram dan vokalnya serasa sedang membaca mantra untuk membangkitkan penguasa kegelapan. Jika menilik dari cerita dan sebagianliriknya, track ini mengisahkan masa-masa Caesar membagun pasukan untuk membunuh senat yang tidak sejalan dengannya. Namun, saya juga menangkap kesan bahwa ini adalah kisah perjuangan seorang pria untuk menaklukkan seorang wanita. Ah, apalah saya ini.

“Another Policy” adalah track paling segar dalam Age of New Life. Segar, karena pada track ini, lini vokal diisi oleh Sarah (vokal tamu). Vokal Sarah sedikit menerangi gelapnya musik Pullo. Selain itu, bass dan drum pada track ini merupakan yang paling joget-able, karena membawa nuansa new-wave yang paling kentara.

“Strained” menutup EP ini dengan kematian Caesar. Track ini mengembalikan atmosfer gelap dalam Age of New Life melalui sound dan vokal. Selain itu, kengerian dalam track ini didukung oleh tawa histeris yang mengakhiri EP ini.

Dengan Age of New Life, Pullo sukses menambahkan diri ke dalam daftar pengusung post-punk gelap di scenesidestream Indonesia. Setelah terlebih dahulu diisi oleh Pelteras.

Selain menyerang auditori, album ini juga menyerang visual melalui packaging-nya. Sebagian besar diwarnai oleh hitam pekat, tetapi warna kertas usang skrip Romawi menjadi selipan yang sangat mendukung konsep EP ini. Salut.


Gambar 2. Lyric sheet dan kaset Age of New Life

・・・

Simak video musik untuk "Rye" di bawah.

Baca Pula

0 comments