Murphy Radio — Murphy Radio (Ulasan)

17 November


Sebuah album dengan penyampaian cerita yang baik.

Murphy Radio, sebuah unit yang membawakan notasi rumit dalam ketukan yang tak kalah rumit, akhirnya merilis sebuah album utuh. EP pertama mereka, Naftalena, memang cukup menarik perhatian, sehingga rilisan selanjutnya pantas dinantikan.

Gambar 1. Kover album Murphy Radio (dok. pribadi)

Album self-titled ini sarat akan tema liburan musim panas yang dihabiskan oleh seorang anak di Jepang. Uniknya, walaupun tokoh utama tersebut kurang pandai bergaul, namun ia memang merasa lebih nyaman dalam kesendiriannya.


Gambar 2. Tracklist dalam album Murphy Radio (dok. pribadi)
Murphy Radio dibuka oleh "No Friends, No Master". Dalam track ini diperdengarkan dialog saat sang tokoh utama sedang diolok-olok oleh teman-temannya saat tengah menikmati liburannya di dalam rumah. Dialog tersebut kemudian dijelang oleh musik yang menggambarkan rajukan dan rasa kesal sang tokoh utama yang timbul setelahnya. Ilustrasi dalam booklet pun turut mendukung cerita yang coba disampaikan melalui gambar seorang anak yang meringkuk di atas futon-nya sembari memeluk boneka erat-erat.

Rasa kesal ini akhirnya hilang pada "Sports Between Trenches" yang menempati nomor selanjutnya. Dari ilustrasi yang tersaji, terlihat sang tokoh utama cuek menikmati kesendiriannya di kala berlibur dengan bermain baseball di halaman belakang rumahnya, sehingga mood yang tersaji dalam musiknya pun lebih ceria.

Jika pada siang hari waktunya dihabiskan dengan bermain baseball, di kala bulan menjelang sang tokoh utama memilih asyik tenggelam dalam cerita yang dibacanya. "Hippo" menggambarkan imajinasi sang tokoh utama ketika tenggelam dalam cerita tersebut. "Hippo" cukup mencolok, dikarenakan track ini merupakan satu-satunya yang disertai dengan nyanyian secara penuh. Nyanyian ini disuarakan oleh Wendra yang juga memiliki posisi utama sebagai gitaris.

Penggambaran sang tokoh utama melebar ke area keluarga pada "Blossoms and Paw". Dalam ilustrasinya ditampilkan sebuah foto keluarga. Mood lagu ini ceria dan menggambarkan kehangatan hubungan dalam keluarga sang tokoh utama.

Gambar 3. Ilustrasi “Blossoms and Paw“ (Dok. pribadi)
Track selanjutnya beralih ke tema utama album ini. Dalam "Summertime Loneliness", musim panas yang berlatar di Jepang semakin kentara dengan suara cicada yang khas. Dalam ilustrasinya sang tokoh utama yang duduk di atas genting rumah seorang diri dan memberikan kesan sepi. Namun alih-alih sedih, sang tokoh utama terlihat nyaman. Perasaan ini diterjemahkan ke dalam bentuk audio yang sesuai dengan hanya menampilkan petikan gitar akustik yang hangat.

Setelah sebelumnya hanya diperdengarkan suara gitar akustik, pada “Gracias” semua instrumen kembali hadir untuk menggambarkan perasaan syukur. Syukur tersebut dirasakan saat dapat menikmati santapan bersama segenap anggota keluarga dalam suasana yang hangat.


Gambar 4. Ilustrasi “Post Holiday” (Dok. pribadi)
Setelah lama bersantai di rumah, “Post-Holiday” menggambarkan rasa malas, kesal, sekaligus akhirnya ikhlas ketika mendapati libur panjang telah mencapai akhirnya. Dalam ilustrasinya tergambar tanggal yang dilingkari dalam sebuah kalender sebagai penanda bahwa rutinitas harus kembali dijalani.

Menjalani rutinitas dapat menimbulkan rasa lelah. Rasa lelah ini disampaikan melalui "Tired Song" pada nomor delapan. Track ini menggambarkan suasana sebuah kolam renang yang dihampiri di tengah penat menjalani rutinitas. Di sini kembali dihadirkan petikan hangat dari gitar akustik yang kali ini ditemani oleh soundscape kolam renang yang berusaha digambarkan.

Setelah melalui lelah dan penat, maka akhirnya datanglah saat dimana sang tokoh utama akhirnya lulus. "Graduation Song" membawa mood sukacita, lega, sekaligus semangat optimisme memandang masa depan sesuai dengan judulnya. Semangat optimisme dalam lagu ini bahkan turut diwujudkan melalui lantunan paduan suara.

Gambar 4. Ilustrasi “Godspeed” (Dok. pribadi)

Seusai kelulusannya, sang tokoh utama mulai menjalani babak baru dalam hidupnya dalam "Godspeed". Dalam prosesnya, selain merasakan semangat, sang tokoh utama juga sempat merasakan haru. Rasa haru tersebut hadir saat menyadari bahwa pada waktu tersebut dirinya harus berpisah dengan orang tuanya.


Gambar 5. Formasi Murphy Radio era album Murphy Radio
Pada akhirnya, musik yang disajikan Murphy Radio dalam album ini memang menarik. Tidak seperti pada EP pertamanya, durasi tiap track dibuat lebih singkat, namun dapat secara tepat menampilkan emosi dari cerita yang ingin disampaikan. Selain itu, satu hal yang perlu dicatat dari album ini dan patut ditiru adalah bahwa maksud dari sebuah lagu instrumental dapat lebih jelas tersampaikan melalui dukungan visual yang sesuai.

・・・

Sila simak video musik untuk “Sports Between Trenches” berikut ini.



Baca Pula

0 comments