Last Dinosaurs - Yumeno Garden (Ulasan)
17 November
Yumeno Garden adalah tugu peringatan bagi sebuah band yang mampu bertahan melalui masa-masa tersulitnya.
Di suatu malam kira-kira dua tahun lalu, sebuah unit dari negeri kangguru yang memiliki sejarah hubungan bilateral yang kurang akur, menyinggahi Jakarta untuk kedua kalinya di panggung helatan musik independen yang bertajuk Music Gallery. Bukan, mereka bukanlah Tame Impala, melainkan Last Dinosaurs. Sialnya, saya tidak menonton mereka pada kesempatan itu dan bahkan saya baru mulai mendengarkan lagu-lagu mereka secara intensif kira-kira setahun setelahnya. Tak masalah, karena lagu mereka yang banyak bersifat personal selalu jadi rekan yang ramah di waktu-waktu sepi dan muram.
・・・
![]() |
source: twitter |
Karakter lagu-lagu Last Dinosaurs yang dipenuhi riff-riff gitar renyah dan lirik yang seringkali self-centered namun sebenarnya relatable dengan kehidupan kita, contohnya track “Sense”. “Sense” adalah sebuah lagu yang menyiratkan kegagalan Sean Caskey dalam berhubungan dengan mantan kekasihnya. Namun, di sisi lain “Sense” juga erat kaitannya dengan kekhawatiran beliau tentang keberlangsungan hidup Last Dinosaurs yang acap diterpa banyak masalah hingga ide-ide tentang breakup yang seringkali hinggap tak diundang. Selain itu, ada “Bass God”, “Dominos”, dan “Happy” yang merupakan cerminan produksi yang superior dari Last Dinos; “Italo Disco” dan “Non Lo So” dengan sedikit pengaruh Tame Impala yang 'gak Last Dinos banget' tapi tidak meninggalkan identitas mereka sama sekali.
![]() |
source: genius.com |
・・・
Sila simak video audio untuk “Eleven” berikut.
0 comments