.Feast — MULTIVERSES (Ulasan)
16 November
Saya merasa termenangkan.
Pembukaan
Pertama kali saya melihat video klip Wives of ゴジラ , saya sepertinya tertawa dalam hati. Rasanya lucu lihat Ryo Bodat teler sambil telanjang dada sepanjang video. Meskipun begitu, di tengah lagu saya merasa takjub dengan solo saxophone yang dimasukkan. Yang membuat saya penasaran untuk mulai mengikuti mereka saat itu adalah arah mereka yang belum terlalu jelas. Bagi saya.Kemudian muncullah "Sectumsempra". Videonya menampilkan potongan video yang berkaitan dengan perang. Liriknya lugas dan tegas, sekaligus relevan dengan keadaan negara saya saat ini (atau dari dulu?).
Pembedahan
Saat pertama kali melakukan unboxing terhadap standard bundle dari MULTIVERSES (memang ditulis kapital), seketika saya merasa termenangkan. CD, jurnal, stiker, pengharum, dan dua buah pick (entah mereka salah hitung atau tidak) dibungkus dalam sebuah ziplock dengan print berbagai lambang agama.Gambar 1. Standard bundle MULTIVERSES |
Gambar 2. Isi standard bundle MULTIVERSES |
MULTIVERSES merupakan album rock (jangan tanya saya rock yang mana, karena mereka memang membawakan beragam style rock) yang kuat, secara konsep dan muatan, dan sangat relatable dengan saya maupun lingkungan saya (negara, luasnya).
Album ini dibuka dengan “Riphunter” yang mengingatkan saya tentang penegasan jati diri. Memang sulit menjadi diri Anda sendiri jika tindak-tanduk Anda di luar standar.
Pada track ketiga, “Kelelawar”, ada isu yang sangat relatable dengan pekerjaan. Bidangnya, durasinya, cara menjalaninya. Walaupun maksud dari lagu ini adalah keseimbangan hobi-pekerjaan, tapi tulisan “Jangan dibutakan dunia, jangan dibutakan akhirat ” dapat dikaitkan dengan alasan saya memilih pekerjaan saya. Hasilnya cukup memenuhi, gairahpun (baca: passion) cukup terpenuhi.
Gambar 3. Jurnal bagian “Kelelawar“ |
Pada track ketujuh terdapat “Fastest Man Alive” yang juga merupakan salah satu track favorit saya. Ugal-ugalan dan penuh riff gitar. Judulnya pasti sangat familiar untuk penggemar serial yang menampilkan Grant Gustin sebagai Barry Allen.
Pada track kesepuluh terdapat kombo materi dan penyajian yang menarik. “Jerusalem” dengan halus mengajak kita meruntuhkan dinding-dinding kita. Bukan dinding secara harfiah, namun dinding yang kita buat untuk membeda-bedakan sesama manusia. Membeda-bedakan sesama berdasarkan agama dan ras. Saya, anak dari Jawa mualaf yang saat Sekolah Dasar bersahabat dengan seorang tionghoa Katolik, langsung bergetar ketika mendengarkan lagu ini. Saya terbawa untuk merasa iba dan khawatir terhadap arah kemana lingkungan saya menuju.
Penutup
Secara keseluruhan, MULTIVERSES menancapkan kesan yang kuat. Materinya merupakan materi-materi rock terbaik untuk tahun ini. Narasinya, melalui monolog penghubung antar lagu, digarap ,menarik layaknya sebuah film thriller. Mengingatkan saya terhadap Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory oleh Dream Theater, walaupun muatannya terinspirasi oleh To Pimp a Butterfly oleh Kendrick Lamar. Packagingnya memenangkan hati. Calon album terbaik untuk 2017.
・・・
Sila simak video lirik "Sectumsempra" berikut.
0 comments