Api Padam Puntung Hanyut Tur Semarang (Jurnal Pertunjukan)

16 November

Saya biasanya kurang bersemangat untuk menonton penampilan langsung sebuah band untuk kedua kalinya. Namun, Gaung adalah salah satu band yang sangat saya sukai. Sehingga pada minggu malam, tanpa menghiraukan kewajiban di esok hari, saya beranjak menuju Impala Space dengan tujuan untuk menyaksikan mereka.

Gambar 1. Poster Sua #1: Api Padam Puntung Hanyut Tur Semarang (Dok. akun instagram s45.mgmt)
Selain dengan tujuan tersebut, ada satu lagi alasan saya untuk menuju ke venue. Salah satu teman saya, yang selama ini saya kenal hanya melalui Instagram, pun berniat untuk turut hadir. Sehingga sembari menyaksikan Gaung, saya bisa bersua secara langsung dengan beliau untuk pertama kalinya. Perlu diketahui bahwa, bagi saya, mendapatkan teman yang memliki minat musik yang bersinggungan merupakan hal yang sulit, sehingga saya menghargai teman-teman seperti beliau.

Sesampainya di venue, ternyata keadaan masih lengang. Setelah membeli tiket, saya memutuskan untuk berkeliaran di sekitar lokasi sembari bermain Ingress. Saya sering datang pada waktu yang kurang tepat dan permainan ini dapat digunakan secara tepat untuk mengisi waktu luang.

Selang beberapa waktu, teman saya memberi kabar bahwa beliau telah tiba di venue. Saya pun bergegas kembali dan mendapati bahwa acara sudah akan dimulai. Di sela-sela pembukaan acara tersebut, saya menemui teman saya tersebut. Kami pun berbincang-bincang di sela riuhnya suara master of cermeonys sembari menunggu Olly Oxen yang dijadwalkan akan tampil pertama.


Gambar 2. Penampilan Olly Oxen (Dok. akun instagram s45.mgmt)
Sebelumnya saya telah menyaksikan penampilan Olly Oxen pada Flowr Gang Tour, sehingga musik mereka sudah tidak asing bagi saya. Namun, yang mencuri perhatian saya secara tidak terduga malam itu adalah Tanpanada.

Gambar 3. Penampilan Tanpanada (Dok. akun instagram s45.mgmt)
Saya belum pernah mendengar Tanpanada sebelumnya, namun ternyata mereka mampu membuat saya terkesima dalam sekejap. Penampilan mereka dibuka dengan puisi, pun wujud puisi ada dalam lirik yang mereka utarakan setelahnya. Hardcore/rock dibawakan secara progresif dan terdapat elemen-elemen etnik yang dihasilkan melalui instrumen-instrumen yang digunakan. Megah.

Gambar 4. Salah satu instrumen asing yang digunakan oleh Tanpanada (Dok. akun instagram s45.mgmt)
Setelah dibuat terkesima oleh penampilan Tanpanada, maka berikutnya Gaung bersambut. Saya tau, guyonan tak pantas pada momen yang tak sesuai, namun hal semacam ini sering dilontarkan oleh Rama yang mengaku merupakan perwakilan dari Majelis Taklim Aa’ Gymnastic.

Seusai perkenalan absurd tersebut, Gaung langsung menggeber dua materi terbaru mereka pada EP Api Padam Puntung Hanyut. “Hidup Sekar Mati tak Mampus”dan “Api Padam Puntung Hanyut Tarung Abadi”. Setelah tak lupa membawakan materi dari album mereka seperti “Eridanus Supervoid”, mereka mengambil jeda untuk mempersiapkan sebuah instrumen yang lagi-lagi asing untuk saya. Rupanya, instrumen tersebut akan digunakan oleh Andy Sueb untuk jamming bersama Gaung. Pun ada Aristya Kuver yang membawakan puisi sembari bermain instrumen-instrumen yang tak kalah asing. Penampilan ini semakin mengukuhkan citra Gaung sebagai wadah eksperimen.

Gambar 5. Penampilan Gaung (Dok. akun instagram s45.mgmt)
Terdapat satu hal lagi yang tidak terduga pada malam itu. Tomy Herseta, salah satu personil yang mengisi lini Gaung pada pembuatan Opus Contra Naturam, hadir secara mengejutkan. Tomy yang kebetulan sedang berada di Semarang untuk urusan pekerjaan menyempatkan untuk menyambangi tur Gaung di Semarang ini. Kehadirannya pun tidak disia-siakan dan secara mendadak langsung diajak untuk bermain dalam “Kanon” yang menutup acara pada malam itu.

Gambar 6. Penampilan Gaung bersama Tomy Herseta (Dok. akun instagram s45.mgmt)

Epilog

Jalan di kawasan Kota Lama sedang dialihkan sementara dikarenakan sedang diadakan sebuah perhelatan. Saya, yang masih terbawa oleh aura eksperimental pada malam itu, mencoba menggeber motor ke arah yang bersesuaian dengan naluri saya. Naas, saya sempat tersasar selama beberapa menit, sebelum akhirnya kembali ke arah yang benar. Gblk.

Baca Pula

0 comments